Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Selasa, 10 Januari 2012

RANGKA MESIN PERKAKAS

RANGKA MESIN PERKAKAS
pada
MESIN SKRAP atau KETAM
Oleh: M. Alfian Nurul Azmi

A.   PENDAHULUAN
Pandangan umum tentang rangka sebuah mesin perkakas sangat mempengaruhi mesin perkakas itu sendiri. Awal dari kebutuhan rangka untuk mesin perkakas karena peran pengaruh rangka terhadap sebuah produk mesin perkakas yang makin banyak diminati masyarakat yang harus tahan lama dan awet. Jadi,secara umum, konsep rangka dalam mesin perkakas sangat penting. Satu hal yang perlu dicermati adalah penggunaan rangka itu sendirimengkaji disiplin ilmu tentang sebuah rangka mesin perkakas dituntut untuk bersifat terbuka dan dinamis atas perkembangan zaman; serta tanggap terhadap situasi dan yang lebih penting adalah mengetahui bagian-bagian rangka mesin perkakas yang dibutuhkan.

Pengertian Umum tentang Rangka Mesin Perkakas
Selama ini kita menganggap bahwa rangka memang sudah menjadi bagian dari sebuah mesin perkakas. Kita terbiasa dan cenderung menganggap rangka sebagai peralatan dan berkaitan dengan komponen-komponen mesin perkakas. Padahal arti Rangka sangat luas dan tergantung peran rangka  itu sendiri bagi komponen Mesin perkakas. Di sekeliling kita banyak sekali rangka. Kehadirannyaseringkali tidak disadari karena asumsi rangka biasanya mengacu kepada suatu produk bersifat canggih, Padahal rangka dapat pulabersifat abstrak, tidak berwujud.

B.   PEMBAHASAN
1.      LATAR BELAKANG dan PENGERTIAN tentang MESIN SKRAP/KETAM
Latar Belakang
Salah satu mesin perkakas yang dikenal dalam proses produksi adalah mesin sekrap/ketam. Mesin sekrap merupakan mesin yang memiliki gerakan utama, yaitu gerakan mendatar/horisontal. Jenis pahat yang digunakan hampir sama dengan jenis pahat mesin bubut.
Dalam sejarahnya telah dikenal mesin sekrap dan mesin serut. Kedua mesin ini hampir sama, tetapi ada beberapa perbedaan mendasar, seperti pada mesin serut benda kerja yang diproses berukuran besar, sedangkan pada mesin skrap berukuran kecil. Pada mesin serut benda digerakkan pada pahat yang stasioner, sedangkan pada mesin sekrap pahat digerakkan terhadap benda kerja yang stasioner.
Mesin skrap biasa disebut dengan mesin ketam yaitu sebuah mesin dengan pahat pemotong dan jenis pahat mesin bubut yang mengambil pemotongan berupa garis lurus dengan menggerakkan benda kerja menyilang jejak dari pahat ini, maka akan didapatkan permukaan yang rata, bagaimanapun juga bentuk pahatnya.
Pada mesin skrap ini kesempurnaannya tidak tergantung pada ketelitian dari pahat seperti kalau digunakan pemotong fris untuk jenis pemotongan jenis yang sama dengan pahat khusus, perlengkapan dan alat benda kerja sebuah mesin ketam dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggam (catok), celah T dan berbagai bentuk lain.

Pengertian
Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan sistem langkah bolak balik dalam proses kerjanya. Dalam pemotongan pahatnya melakukan pemakanan dengan maju saja dan berupa garis lurus pada permukaan benda kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja dari mesin sekrap adalah benda kerja dijepitkan pada catok yang dipasangkan pada meja yang dapat digeser dengan arah melintang terhadap sumbu mesin, sedangkan pahatnya dipasang pada eretan yang bergerak sepanjang sumbu mesin secara bolak – balik.
Langkah pengeretan dapat diukur panjang pendeknya, gerakan maju dapat juga dapat  juga diatur naik turunnya untuk penyetelan benda kerja, sedangkan untuk memakankan untuk pahat dilakukan dengan memutar eretan kebawah. Hasil kerja dari mesin sekrap adalah pembuatan alur pada komponen –komponen mesin.
Panjang langkah saat pemakanan dapat diatur dengan dengan menggerakkan poros roda gigi, gerak langkah mundur membutuhkan waktu lebih cepat daripada langkah maju. Untuk langkah maksimum, poros harus ditempatkan pada jarak maksimum dari titik pusat roda gigi. Pada waktu langkah maju, mekaanisme penggerak pemakanan bekerja, gerak pemakanan ini dapat dilakukan secara manual, hanya saja hal tersebut mengakibatkan kerugian yang berupa kasarnya permukaan benda kerja dan permukaan benda tersebut tidak konstan. Kerugian tersebut dapat dihindari dengan cara menggerakkan gerak pemakanan secara otomatis.

2.      PENGELOMPOKAN MESIN SKRAP/KETAM

1. Menurut desainnya mesin skrap dikelompokkan sbb :
a. Pemotong dorong horizontal
· Jenis biasa (pekerjaan biasa)
· Jenis universal (pekerjaan ruang perkakas)
b. Pemotong tarik horisontal
c. Pemotong vertikal
· Pembubut celah (slotter)
· Pembubut dudukan pasak (key scatter)
d. Pemotong kegunaan khusus misalnya pemotongan roda gigi
2. Menurut fungsinya mesin skrap dikelompokkan sbb :
a. Mesin ketam horizontal
Umumnya digunakan pada pekerjaan produksi dan pekerjaan serba guna. Mesin ini terdiri atas dasar dan rangka dan mendukung ram horizontal.
b. Mesin ketam
Digunakan untuk penyelesain benda kerja yang memerlukan kecepatan potong dan tekanan dalam pergerakan ram konstan dari awal sampai dengan akhir pemotongan.
c. Mesin ketam potong tarik
Diginakan untuk pemotongan blok cetakan besar pada produksi massal
d. Mesin ketam vertikal
Digunakan untuk pemotontongan dalam dan penyerutan bersudut serta untuk operasi yang memerlukan pemotongan vertikal. Biasanya pada pembuatan cetakan untuk logam dan non logam.

3.      BAGIAN-BAGIAN dari MESIN KETAM/SKRAP:

a. Ram, yaitu bagian dari mesin ketam yang membawa pahat, diberi gerak ulakalik
sama dengan panjang langkah yuang diinginkan.
b. Kunci ram, berfungsi agar ram tetap pada kedudukannya, sehingga panjang
langkah  potong tidak berubah.
c. Kunci kepala pahat, untuk mengunci pahat yang terpasang
d. Pengatur kedudukan ram, untuk mengatur kedudukan ram pada posisi yang
    diinginkan
e. Hantaran ulir, untuk mengatur besarnya kedalaman pemakanan pahat pada benda  
    kerja.
f. Hendel pahat, berfungsi untuk menyetel kedudukan pahat.
g. Kotak lonceng, berfungsi agar pahat tidak menyayat benda kerja saat kembali ke
    posisi awal.
h. Meja kerja, berfungsi sebagai tempat peletakan benda kerja, biasanya terdapat
    ragum diatasnya.
i. Motor listrik, berfungsi sebagai sumber daya untuk menjalankan mesin.
j. Tuas kecepatan, berfungsi untuk mengatur kecepatan gerakan ram.
k. Dial panjang langkah, berfungsi untuk mengatur panjang langkah pemakanan.
l. Hantaran vertikal dan horisontal, berfungsi agar meja kerja dapat bergerak vertikal
   dan horisontal.

4.      KONTRUKSI dan PENGERJAAN dari MESIN SKRAP/KETAM
Sama halnya dengan mesin perkakas yang lain mesin perkakas ini (Skrap/Ketam) juga memiliki sebuah kontruksi rangka dari mesin perkakas ini yang berungsi untuk menguatkan mesin Skrap/Ketam tersebut. Dan dibawah ini kami sebutkan beberapa gambardari kontruksi  mesin perkakas yanitu mesin Skrap/Ketam



Kedua gambar diatas adalah masing-masing mesin ketam dan penyerut. Bentuk struktur kedua mesin ini dipengaruhi oleh ukuran benda kerja dimana benda kerja kecil lebih cocok dikerjakan dengan mesin ketam, karena dilihat dari bentuk rangka dan konstruksinya. Berikut gambar detailnya dan juga keterangannya:

            Pengerjaan Mengetam
1.         Mengetam datar
Yang dimaksud dengan mengetam datar adalah bahwagerak pahat yang menyayatnya ke arah mendatar dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut tergantung dari bentuk sudutsudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk pahat kanan maka pahat penyayatnya dimulai dari sebelah kanan ke arah kiri, tetapi jika sudut bebasnya netral maka pahat ini dapat bergerak bebas dari kanan ke kiri atau sebaliknya.

2.     Mengetam tegak
Dalam mengetam tegak maka gerak penyayatan pahat berlangsung dari atas ke bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakan sayatan pahat dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan, kedudukan plat pahat pada penyayatan ini harus dimiringkan secukupnya agar pemegang paha tidak mengenai bidang kerja dan pahat tidak menekan benda kerja yang disekrap pada langkah ke belakang. Tebal pemakanan hendaknya tipis saja kurang lebih 0.5 mm, pada taraf penyelesaian pakailah pahat halus dengan sudutsudut bebas yang kecil, usahakan agar ujung mata pemotongnya mengenai benda kerja.

3.   Mengetam sudut
Jika mengetam bagian yang bersudut maka gerak penyayatannya dilakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan besarnya sudut yang diketam, plat-plat pahat dimiringkan secukupnya dan ditahan oleh suatu baji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan benda kerja pada langkah ke belakang.
4.   Mengetam alur
Alur yang dapat disekrap adalah: alur terus luar, alur terus dalam, alur buntu, alur tembus.
                       
Penjepitan Benda Kerja
Catok yang digunakan pada pengerjaan mengetam biasanya dapat diatur dan berputar dan mempunyai garisgaris pembagi ukuran dalam derajat menyudut. Jika benda kerja tidak rata maka penjepitannya jangan langsung pada mulut jepit, melainkan harus dilandasi dengan landasan besi bulat agar kedudukan mulut jepit itu tidak berubah. Sebelum penjepit dikeraskan benda kerja dipukul perlahanlahan dengan palu lunak agar kedudukannya rapat dengan landasan. Cara lain ialah dengan memakai suatu baji penekan yang dipasang antara kedua mulut catok, dengan alat ini benda kerja tidak perlu dipukul-pukullagi.



5.   JENIS- JENIS MESIN SKRAP/KETAM
Pengelompokan mesin ketam/skrap berdasarkan pada jenis penggerak mekanis yaitu:

-          Jenis poros engkol (crank-type): poros engkol mempunyai mekanisme pembalik cepat dimana gerak bolak-balik menghasilkan pemotongan saat langkah maju dimana terjadi putaran pada ram sebesar 220 derajat dan pada saat gerak balik/mundur dengan cepat dengan langkah sebesar 140 derajat. Berikut gambar Diagram Jenis Kerja Tipe Poros engkol:

 













-          Jenis hidrolik: mempunyai gerak bolak-balik (sama dengan mekanisme poros engkol) dengan penggerak utama motor hidrolik. Jenis ini mempunyai kecepatan pemotongan dan tekanan dari ram relatip konstan dari gerak awal/ langkah maju pemotongan hingga langkah balik. Pengoperasiannya relatif lebih tenang dari pada mekanisme poros engkol. Berikut juga gambar Jenis penggerak Hidrolik:
















Dan juga berdasarkan konstruksinya mesin skrap/ketam dibagi dalam dua kelompok:  
-          Horisontal: gerakan ram secara horisontal linier, digunakan untuk pemotongan benda kerja arah horosontal sejajar dengan posisi benda kerja pada meja.
-          Vertikal: posisi dari ram vertikal, digunakan untuk pemotongan arah vertikal yang mempunyai gerakan ram bolak-balik yang naik turun. Berikut kedua gambar yaitu jenis horisontal dan vertikal:




































6.      PRINSIP KERJA MESIN SKRAP/ KETAM

Mesin Skrap atau Ketam (Shaper/ Planer) adalah, sebuah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan sebuah benda kerja yang perlu dikerjakan dengan menggunakan mesin ini (Skrap/ Ketam), mesin Skrap atau Ketam ini digunakan untuk pengerjaan pada bidang-bidang yang rata dan jika perlu untuk bidang-bidang yang lengkung juga.

Mesin ini juga digunakan untuk pengerjaan permukaan yang meliputi penampang datar, slot V, alur pasak dan lain-lain, dimana proses pemotogannya menggunakan suatu gerak bolak-balik yang menghasilkan pemotongan linier sesuai panjang langkah.

Mesin Skrap (shaper) mempunyai gerakan dimana benda kerja relatif diam sedangkan mata potongannya bergerak linier sedangkan mesin Ketam (Planer) dimana benda kerja bergerak linier dan mata potongnya relatif diam.

Benda kerja diletakkan dan dijepit pada meja. Posisi meja dapat juga dinaik-turunkan sepanjang pembimbing melalui poros ulir. Dengan memutar poros ulir yang telah dihubungkan dengan roda gigi maka gerakkan suap dari meja sepanjang pembimbing dapat dilakukan.

 Dimana roda gigi digerakkan oleh tuas pengungkit secara berkala. Gerakkan berkala ini dibuat sedemikian rupa sehingga poros ulir hanya bergerak pada waktu ram melakukan gerak balik membawa dudukan pahat. Gerak putar dari motor listrik diubah menjadi gerak translasi pada ram.





C.   KESIMPULAN
Dan dari pembahas diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya, Mesin Scarp/ Ketam merupakan proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan oleh badan mesin (ram) yang meluncut bolak-balik pada gerak potong pahat pada benda kerja merupakan gerakan lurus translasi.

Dalam hal ini benda kerja dalam keadaan diam dan pahat bergerak lurus translasi. Pada saat pahat melakukan gerak balik, benda kerja juga melakukan gerak umpan (feeding). Sehingga punggung pahat akan tersangkut pada benda kerja yang sedang bergerak tersebut. Untuk menghindari gangguan ini, pangkal dudukan pahat diberi engsel sehingga punggung pahat dapat berayun pada waktu balik menyentuh benda kerja.

Tetapi terdapat pegerjaan-pengerjaan yang dapat lebih mudah dilakukan pada mesin ketam/skrap dari pada misalnya pada mesin frais. Perlu diingat juga pada sebuah bagian mesin perkakas memerlukan rangka agar ketahanan selalau terjaga seperti yang kami jelaskan diatas.













D.   DAFTAR PUSTAKA
Daryus, Asyari. 2008. Proses Produksi II. Jakarta: Universitas Darma Persada

Laboratorium Teknologi Mekanik 2008. Modul Praktikum Percobaan Shaping. Fakultas
Teknik Jurusan Mesin Universitas Hasanudin.

Marsyahyo, Eko. 2003. Mesin Perkakas Pemotogan Logam. Malang: Bayumedia
Publising

Terheijden, Van. C. 1994. Alat-alat Perkakas. Bandung: Binacipta

Minggu, 01 Januari 2012

Mengenal Ibnu Rusyd dan Pemikirannya

A. PENDAHULUAN
Perkembangan Islam dari para filosof. Salah satu filosof yang turut serta didalamnya adalah Ibnu Rusyd. Kebesaran Ibnu rusyd sebagai seorang pemikir Islam mungkin tidak pantas lagi dipertanyakan. Pengakuan terhadapnya tidak hanya datang dari dunia Timur, tapi juga Barat yang bahkan mendaulatnya guru kedua diatas jasa-jasanya menerjemahkan sekaligus menafsirkan karya-karya guru pertama, yaitu Aristoteles. Sayangnya,  dalam perkembangan pemikiran Islam, nama ibnu Rusyd tidak segemilang Al-Ghazali. Sehingga, pernah berkembang citraan bahwa kemunduran diskursus pemikiran Islam adalah gara-gara umat Islam lebih memilih Ghazali ketimbang Rusyd. Dan Ibnu Rusyd juga dikenal sebagai “komentator” Aristoteles. Seorang yang begitu menonjol didalam sejarah dunia Arab karena kelayakan warisan klasiknya, juga dikenal sebagai sosok penulis yang mempunyai pengaruh secara mendalam terhadap perjalanan skolastisisme Barat.
B. PEMBAHASAN
1. Biografi
Namanya adalah Abu Al-Walid Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Rusyd. Dia dilahirkan di Kordova. Andalus pada tahun 510 H/1126 M, atau    sekitar 15 tahun wafatnya Al-Ghazali. Ia lebih populer dengan sebutan / panggilan Ibnu Rusyd. Orang barat biasa menyebutnya Averous. Keturunannya berasal dari keluarga terhormat yang terkenal sebagi tokoh keilmuan. Kakek dan ayahnya mantan hakim di Andalus dan ia sendiri pada tahun 565 H/1169 M diangkat pula menjadi hakim di Seville dan Cordova karena prestasinya yang luar biasa dalam ilmu hukum, pada tahun 1173 ia dipromosikan menjadi mahkamah Agung di Cordova.
Pada tahun 1182 M ia diundang ke Marakisy untuk diangkat menjadi dokter istana bagi khalifah Abu Ya’qub Yusuf, menggantikan Ibnu Tuffail yang telah berusia lanjut. Tetapi Ibnu Tuffail masih menjabat sebagai wazir. Sebagai dokter istana, Ibnu Rusyd memperoleh kedudukan terhormat yang belum pernah ia mendapatkannya. Khalifah pun berkenan dan senang dengan keberadaannya di istana itu, karena ia tidak hanya dapat menjalankan tugas-tugas kedokterannya dengan baik, tapi juga menjadi teman yang baik bagi khalifah dalam perbincangan dan diskusi mengenai topik-topik ilmiah.
Ibnu Rusyd tumbuh dan hidup dalam keluarga yang besar sekali ghirah-nya pada ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan salah satu factor yang ikut melapangkan jalan baginya menjadi seorang ilmuwan. Factor lain yang lebih dominan dari keberhasilannya adalah ketajaman berfikir dan kegeniusan otaknya dalam berilmu. Oleh karena itu wajar jikalau ia dapat mewarisi sepenuhnya intelektualitas keluarganya dan berhasil menjadi seorang sarjana all-round yang menguasai berbagai disiplin ilmu, seperti hukum, filsafat, kedokteran, astronomi, sastra arab, dan lainnya.
Dan ada satu hal lagi yang sangat mengagumkan ialah hampir seluruh hidupnya ia pergunakan untuk belajar dan membaca. Menurut Ibnu Abrar, sejak mulai berakal, Ibnu Rusyd  tidak perbah meninggalkan berfikir dan membaca, kecuali pada waktu ayahnya meninggal dan malam perkawinanya.
Kariernya Ibnu Rusyd tidaklah mulus dan lancar. Ia sendiri tidak lepas dari pengalaman pahit yang menimpa. Pada tahun 1195 M ia dituduh kafir, diadili dan dihukum buang ke Lucena, dekat Cordova dan dicopot segala jabatannya dan buku-bukunya pun juga dibakar, kecuali yang bersifat ilmu pengetahuan murni (kedokteran, matematika, dan astronomi).
Tapi masa ini dialaminya hanya. Pada tahun 1197 M.  Khalifah mancabut hukumnya dan merehabilitasi posisinya kembali, tapi tidak lama ia menikmati kebebasannya itu lalu ia meninggal pada tanggal 10 Desember 1198 M/ 9 Syafar 595 H di Marakesh dalam usia 72 tahun menurut perhitungan Masehi dan 75 tahun menurut perhitungan Hijriyah.
2. Karya-karya Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd adalah seorang pengarang yang produktif. Kelebihan karyanya adalah gaya penuturan yang mencakup komentar, koreksi, dan opini membuat karyanya     lebih hidup dan tidak sekedar deskripsi belaka. Namun karangannya sulit ditemukan akibat dia diadili dan dibuang ke Lucena dimana buku-bukunya banyak yang dimusnahkan. Dan Ximenes yang fanatic dengan kemenangan Kristen membakar buku-buku yang berbau Arab dan bukunya pun ikut didalamnya.
Sampai hari ini karya Ibnu Rusyd yang masih dapat kita temukan yaitu sebagai berikut:
fashl al-Maqal fi maa bain al-Hikmat wa al-Syari’ah min al-ittishaal, berisikan tentang korelasi antara Agama dan filsafat.
Al-Kasyf’an Manaahij al-Adillat fi ‘Aqaa’id al-Milad, berisikan kritik terhadap metode para ahli ilmu kalam sufi.
Tahaaful al-tahaafut, berisikan kritik terhadap karya Al-Ghazali yang berjudul Tahaaful al-falasifht.
Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al- Muqtashi, bersisikan uraian-uraian dibidang fiqih.
3. filsafat Ibnu Rusyd
Menurut Ibnu Rusyd, Al-Ghazali telah mengisi bukunya Tahafut al falasifah dengan pikiran-pikiran sofistis dan kata-katanya tidak sampai kepada tingkat keyakinan serta tidak mencerminkan hasil pemahamannya terhadap filsafat itu sendiri. Dalam fashl al maqal Ibnu rusyd menagatakan, bahwa mengenal pencipta itu hanya mungkin dengan mempelajari alam wujud yang diciptakan-Nya, untuk dijadikan petunjuk bagi adnya pencipta itu. Allah Swt memberikan dua dalil dalam kitab-kitab Nya, yang diringkas oleh Ibnu Rusyd sebagai dalil ‘Inayah dan dalil cipta atau akhtira.
1. Dalil ‘Inayah
Apabila alam ini kita perhatikan maka kita akan mengetahui bahwa apa yang ada didalamnya sesuai dengan kehidupan manusia dan makhluk-makhluk lain. Persesuaian ini bukan terjadi secara kebetulan, tetapi menunjukan adanya penciptaan yang rapi dan teratur yang didasarkan atas ilmu dan kebijaksanaan sebagaimana yang ditentukan oleh ilmu pengetahuan modern.
Dalil ‘Inayah ini mempunyai kelebihan atas dalil-dalil golongan asy-‘Ariyah karena dalil ‘Inayah itu mengajak kita kepada pengetahuan yang benar, bukan sekedar argumentasi, tetapi mendorong kita untuk memperbanyak penyalidikan dan menyingkap rahasia-rahasia alam, bukan untuk menimbulkan kesulitan dan kejanggalan.
2. Dalil Ikhtira’
Dalil ini sama jelasnya dengan dalil ‘Inayah karena adanya penciptaan
nampak jelas pada hewan yang bermacam-macam, tumbuh-tumbuhan, dan bagian-bagian alam lainnya. Makhluk-makhluk tersebut tidak lahir dalam wujud dengan sendirinya. Semakin tinggi tingkatan makhluk, semakin tinggi pula macam pekerjaannya. Kesemuannya ini tidak terjadi secara kebetulan, sebab kalau terjadi secara kebetulan tentulah tingkatan hidup tidak berbeda-beda. Kesemuanya ini menunjukan adanya pencipta yang menghendaki supaya sebagian makhlukya lebih tinggi dari sebagian yang lain.
Disamping kudua dalil itu, Ibnu Rusyd juga menuemukakan dalil lain yaitu dalil gerak atau dalil pergerakan pertama yang diambilnya dari Aristoteles. Dalil ini menyatakan bahwa awal semesta ini her-crak dengan suan, gerakan yang abadi dan gerakan ini mengandung adanya pcnggerak pertama yang tidak bergerak dan tidak berbenda, yaitu Tuhan. Namun Ibnu Rusyd tidak mengikuti pernikiran Aristoteles yang menyatakan bahwa gerakan benda-benda langit adalah Qadim, karma benda­benda langit gerakannya dijadikan oleh Tuhan dari dada dan bukan dalam zaman, karma zaman tidak mungkin mendahului wujud perkara yang bergerak, selania zaman itu kita anggap sebagai ukuran yerakannya.
3. QadimnyaAlam
Menurut lbn Rusyd perselisihan antara kaum teolog  pengikut Asy-Ariyah dan para filosof hampir bisa dikembalikan kepada perselisihan mengenai penamaan saja. khususnya bagi beberapa orang filosof saja. Sebab mereka telah sepakat adanya tiga macam wujud yaitu yang dua bersifat akstrim dan yang satu merupakan bentuk penetahuan dari keduanya.
Ekstrim pertama adalah wujud yang terjadi dalam sesuatu selain dirinya dan oleh sesuatu yang lain, yakni oleh suatu sebab penggerak serta dari suatu bahan tertentu. Dan wujud ini dalam kewujudannya didahului oleh waktu. Inilah keadaan benda-benda yang bisa diketahui dengan panca indera. Seperti wujud air, tanah, binatang, tumbuh-tumbuhan, dll. Tingkat wujud ini telah disepakati baik oleh pengikut Asy-Ariyah ataupun para filosof sendiri, sebagai sesuatu yang disebut Muhdas (ada setelah tiada).
4. Kebangkitan Jasmani
Menurut Ibn Rusyd, keimanan terhadap kebangkitan jasmani adalah suatu keharusan bagi tenwujudnya keutamaan akhlak, keutamaan teori dan amalan lahir, karena seseorang tidak akan memperoleh kehidupan yang sebenarnya dalam dunia ini kecuali dengan amalan-amalan lahir, dan untuk kehidupan di dunia dan akhirat, tidak bisa tercapai kecuali dengan keutamaan-keutamaan teori.Baik amalan-amalan lahir maupun batin keutamaan-keutamaan teori tidak bisa terwujud dan tercapai, kecuali dengan keutamaan-keutamaan akhlak, sedang keutamaan-keutamaan akhlak tidak bisa tercapai kecuali dengan jalan mengetahui Tuhan dan menuju-Nya dengan ibadah yang telah ditentukan untuk masing-masing agama, seperti berkorban, shalat, dan ucapan-ucapan lain yang diucapkan untuk memuji Allah SWT dan malaikat-malaikat serta nabi-nabiNya.
5. Kerasulan Nabi
Pembuktian kerasulan, para ulama kalam menyatakan apabila orang berbicara dan berkehendak dapat mengutus hamba-hambanya, maka bagi Tuhan juga apabila berbicara dan beriradah dapat mengutus Rasul-Nya. Pembuktian ini adalah melalui jalan qiyas, namun jalan tersebut hanya bisa membawa kesimpulan yang mungkin saja, sehingga tidak bisa disebut qiyas burhani.
Pembuktian seperti itu menurut Ibnu Rusyd hanya bersifat memuaskan hati, tapi tidak meyakinkan. Namun ia menyadari bahwa pembuktian itu sesuai dengan kebanyakan orang. Tapi apabila diteliti secara seksama banyak mengandung berbagai kelemahan.
Oleh karma itu Ibnu Rusyd tidak puas dengan pembuktian yang dilakukan oleh para ahli kalam itu. Ibnu Rusyd melanjutkan apabila ia tidak mengemukakan suatu bukti atau mu’jizat lahiriyah tentang kebenaran kerasulannya, maka bukti kerasulannya adalah AI-Qur’an semata-mata yang menjadi bahan tentangan bagi orang banyak. Namun bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Al-qur’an itu benar­benar mu’jizat yang menjadi bukti atas kerasulan nabi Muhammad SAW.
Bagi lbnu Rusyd, pembuktian Al-Qur’anan adalah mu’jizat adalah dengan membaca dan memahami benar-benar, maka di dalamnya akan nampak hal-hal yang gaib yang tidak dikenal oleh nabi Muhammad itu sendiri sebelum menerima wahyu. Disamping itu susunan serta gaya bahasanya tidak sama dengan perkataan orang arab seluruhnya.
Karene telah jelas bahwa Al-Qur’an bila ditinjau dari segi ini merupakan mu’jizat yang paling besar, maka sudah sepantasnya dan logis sekali bahwa orang yang membawanya adalah seorang Rasul yakni nabi Muhammad.
4. Jawaban Terhadap Sanggahan al-Ghazali
Sehubungan dengan sanggahan yang mematikan dari al-Ghazali terhadap para filosof Muslim, tiga butir diantaranya para filosof Muslim dihukumnva kafir qadimnya alam, Allah tidak mengetahui hal yang rinci di alam, dan kebangkitan jasmani di akhirat tidak ada. Ibn Rusyd sebagai seorang filosof Muslim merasa wajib menjawab sanggahan tersebut, tidak pula kalah mautnya dari sanegahan al-Ghazali Menurut Ibn Rusyd bukan pemikiran para filosof Muslim yang rancu melainkan pemikiran al-Ghazali sendiri. Justru itu kata Ibn Rusyd, judul buku al-Ghazali tersebut yang paling tepat adalah tahafut abi hamid kacaunya pemikiran Abu Hamid (al-Ghazali), bukan tahafut al-falasifah
1. Qadim alam
Menurut al-Ghazali, sesuai dengan keyakinan kaum teolog Muslim, alam diciptakan Allah dari tiada menjadi ada (al-Ijad min al-‘adam, creation ex nihilo).
Menurut lbn Rusyd, al-Ghazali keliru menarik kesimpulan bahwa tidak ada seorang filosof Muslim pun yang berpendapat bahwa qadimnya alam sama dengan qadimnya Allah, tetapi yang mereka maksudkan adalah yang ada berubah menjadi
ada dalam bentuk lain. Karena penciptaan dari tiada (al-adam), menurut filosof Muslim adalah suatu yang mustahil dan tidak mungkin terjadi. Dari tidak ada atau nihil yang kosong tidak bisa terjadi sesuatu. Oleh karena itu, materi asal ala mini mesti qadim.
Untuk mendukung pendapatnya, lbnu Rusyd mengemukakan sejumlah ayat­-ayat Al-qur’an: Qs .AI-Anbiya’[21]30; Hud [11]:7 ; Fussilat[41]: II dan Al-Muu’minun[2,]: 12-14.
Menurut Ibnu Rusyd, terjadinya perbedaan pendapat dalam hal ini disebabkan antara kaum theology Muslim dan kaum filosof Muslim dalam memberikan arti kata al-ihdats dan qadim. Bagi  kaum teolog muslim. al-ihdats berarti menciptakan dari tiada, sedangkan bagi kaum filosof Muslim. kata itu berarti mewujudkan dari ada menjadi ada dalam bentuk lain. Demikian pula dalam mengartikan arti qadim. Bagi kaum teolog, qadim berarti sesuatu yang, mempunyai wujud tanpa sebab, sedang bagi kaum filosof berarti sesuatu yang kejadiannya dalam keadaan terus menerus tanpa awal dan akhir.
2. Allah tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam
Menurut Al- Ghazali para filosof Muslim berpendapat bahwa Allah tidak yang persial di alam. Dalam menjawab tuduhan ini, lbnu Rusyd menegasakan bahwa Al- Ghazali salah faham sebab tidak ada para filosof Muslim yang mengatakan demikian. Yang dimaksud para filosof Muslim adalah pengetahuan Allah tentang yang persial di alam ini tidak sama dengan pengetahuan manusia. Allah bersifat imateri (rohani), tentu saja pada zat-Nya tidak terdapat panca indra untuk mengetahui yang persial.  Oleh karena itu, kata lbnu Rusyd, tidak ada para filosof Muslim yang mengatakan ilmu Allah bersifat, juz’I dan kulli
Dari itu jelas bahwa al-Ghazali menyamakan ilmu Allah dengan ilmu manusia, sedang para filosof muslim terkesan membedakannya. Nannm pada dasarnya mereka sependapat bahwa Allah maha mengetahui (persial dan umum) segala yang terjadi di alam ini, namun mereka berbeda tentang cara mengetahui Allah.
3. kebangkitan jasmani di akhirat
Menurut Ibnu Rusyd sanggahan al-Ghazali terhadap para filosof Muslim tentang kebangkitan jasmani di akhirat tidak ada. adalah tidak benar. merekaa tidak mengatakan demikian, semua agama, tegas Ibnu Rusyd, mengakui adanya hidup kedua di akhirat.  Tetapi mereka berbeda interpretasi mengenai bentuknya. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa yang akan dibangkitkan hanya rohani dan ada pula yang mengatakan rohani dan jasmani. Namun yang jelas kehidupan, kehidupan di akhirat tidak sama dengan kehidupan di dunia ini. Dan diucapkan Ibnu Abbas “tidak akan dijumpai di akhirat hal-hal yang bersifat keduniaan kecuali nama saja”.
Menurut Ibnu Rusyd, sikap al-Ghazali sendiri tidak konsisten, saling bertentangan dengan ucapanya sendiri. Dalam buku tahafut al-falasifah. Al-Ghazali mengatakan tidak ada seorang muslim pun yang berpendapat bahwa kebangkitan jasmani tidak ada. Akan tetapi dalam bukunya mengenai tasawuf, ia mengatakan bahwa pendapat kaum sufi nanti yang ada hanya kebangkitan rohani.
Dengan demikian, menurut Ibnu Rusyd, tuduhan kafir yang dilontarkan al-Ghazali terhadap para filosof Muslim dalam tiga butir masalah diatas tidak pada tempatnya. kendatipun diandaikan interpretasi mereka keliru, namun kesalahan mereka termasuk kesalahan yang bisa dimaafkan.
C. PENUTUP

Dari uraian di atas, kita dapat lebih mtengetahui bahwa Ibnu Rusyd adalah tokoh filosof Muslim yang sangat produktif, karya-karyanya tidak sekedar diskriptif tapi dalam gaya penuturan karya-karya tulisnya mencakup komentar, koreksi, dan opini.
Dan dari ini juga kita bisa tahu bagaimana Ibnu Rusyd menjawab sanggahan-sanggahan yang dilontarkan oleh aI-Ghazali terhadap para filosof Muslim dimana aI­Ghazali mengkafirkan para filosof muslim karena tiga butir masalah tersebut Menanggapi hal ini, Ibnu Rusyd mengambil sebuah hadits yang intinya: tidak ada dosa bagi orang yang berijtihad, bila benar dia mendapat dua pahala, dan bila salah mendapat satu pahala.
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat menambah ilmu kita dalam mengetahui para filosof-filosof muslim melalui mata kuliah filsafat islam ini, dan kurang lebihnya saya mohon ma’af, karena isi dalam makalah ini kurang dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

-   Annadawi, Abul Hasan Ali, 1995. Tokoh-tokoh pemikir dan dakwah Islam.
Solo:  Pustaka Mantiq.
-    El-Hadi, Aminullah, Dr, 2004. Ibnu Rusyd Membela Tuhan. Surabaya: LPAM.
-    Hanafi, Ahmad, 1981. antara Imam al-Ghazali dengan Imam Ibnu Rusyd
dalam Tiga Persoalan Alam Metafisika. Jakarta: Pustaka Al-husna.
-     Mahmud, Abbas, 2003. Ibnu Rusyd Sang Filsuf, Mistikus, Fakih, dan Dokter.
Yogyakarta: Qirtas
-          Mustofa, A, Drs, 1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Pers.
-          Zar, Sirajuddin, Dr, 2004. Filsafat Islam. Padang: Rajawali Pers.